Lukisan Kaca adalah salah satu kesenian tradisional Cirebon yang mampu bertahan hingga saat ini. Tema dan gaya Lukisan Kaca Cirebon dipengaruhi budaya China, Islam dan cerita wayang.
Konon sejak abad ke 17 Masehi, lukisan kaca telah dikenal di Cirebon bersamaan dengan berkembangnya ajaran Islam di pulau Jawa. Pada masa pemerintahan Panembahan Ratu di Cirebon, lukisan kaca sangat terkenal sebagai media dakwah Islam yang berupa “lukisan kaca kaligrafi” dan berupa “lukisan kaca wayang”.
Pengaruh Islam yang disebarkan oleh para Wali juga ciri khas dari Lukisan Kaca Cirebon. Bahkan setelah pengaruh China, gambar-gambar yang dihasilkan seniman tradisional selalu berhubungan dengan Islam seperti gambar kabah, masjid dan kaligrafi berisi ayat-ayat Alquran dan Hadist. Ciri khas lukisan kaca Cirebon adalah Kaligrafi, Wayang dan Batik Cirebon.
Teknik melukis kaca gaya Cirebon sangat unik, yaitu dengan melukis di kaca bagian belakang. Tahapan maupun teknik melukis dilakukan secara terbalik. Obyek yang terdapat di bagian depan dibuat terlebih dahulu. Begitu seterusnya, hingga latar belakang obyek sebagai penutup atau tahap akhir dalam melukis. Teknik ini tentu saja sangat berbeda dengan pelukis non-Cirebon yang melakukannya seperti melukis di atas kanvas, hanya saja medianya diganti dengan kaca. Inilah keunggulan dan daya tarik Lukisan Kaca asal Cirebon. Cat yang digunakan untuk melukis di kaca ini sama seperti cat untuk melukis di media kanvas. Pelukis kaca ini menempatkan semacam kayu panjang di antara lukisannya, untuk menyangga tangannya agar tidak menyentuh lukisan yang baru dipoles. Teknik melukis kaca makin menguat dan menjadi tradisi melukis yang melekat di masyarakat Cirebon.
Pada tahun 1960-an nasib para seniman Lukis Kaca pun mulai merana. Namun, awal 1980-an, kembali Lukisan Kaca menggeliat dan mengalami perkembangan yang bagus. “Sejak itu, sejumlah seniman kaca mulai menyadari bahwa seni tradisional ini perlu dikembangkan dan dilestarikan.”
Tidak ada komentar
Posting Komentar