Selasa, 24 Januari 2017
Teknik Pembuatan Lukis Kaca
Mengecat/melukis kaca adalah kegiatan yang sangat menyenangkan terutama karena kaca merupakan kanvas yang bagus, karena permukaannya halus, memancarkan cahaya dengan indah, dan para seniman mempunyai banyak pilihan dalam hal pengecatan/pelukisan kaca. Jika teman sekalian ingin belajar dasar-dasar mengecat/melukis kaca, bisa disimak postingan kami ini.
1.
Membuat Desain Gambar.
Membuat Desain Gambar tidaklah semudah yang kita perkirakan,
karena gambar-gambar gaya Cirebon memiliki ragam hias yang spesifik. Untuk
itulah sebaiknya mencari contoh gambar yang baku, seperti Motif Wayang
misalnya. Motif Wayang yang kita pilih pindahkan ke kertas gambar lain yang
ukurannya sudah ditentukan. Kemudian buatlah ragam hias dengan mengkombinasikan
Mega Mendung atau Wadasan sebagai hiasan depan maupun latar bagian belakang.
Ketika jadi maka Wayang akan dikelilingi ragam hias khas Cirebonan yang menarik
dan siap diisi cat dengan gradasi warna yang dipilih.
2.
Memindahkan Gambar ke Media Kaca.
Memindahkan Gambar ke Media Kaca dengan meletakan kertas desain
dibalik kaca dan memindahkannya dibagian muka dengan pena atau rapido warna
hitam. Kontour (garis gambar) yang dibuat haruslah lentur tanpa
tyerputus-putus, agar nati ketika diiisi cat maka kontour itu sebagai pembatas
yang mampu menahan lelehan cat basah. Gaya Klasik pada Lukisan Kaca Cirebon
garis gambar bisa bermacam warna karena menggunakan pena dengan cat langsung.
Berbeda dengan Gaya Modern yang menggunakan rapido dalam pembuatan kontour
(garis Gambar) hanya berwarna hitam.
3.
Mengisi Cat pada bidang gambar.
Mengisi Cat pada bidang gambar yang telah berisi kontour-kontour , maka
warna pertama yang dipoleskan diatasnya (dengan catatan bahwa kita telah
menentukan Warna Gelap ke Terang atau sebaliknya). Hati-hati agar tidak
menabrak batas garis (tidak meleber keluar garis), polesan haruslah halus dan
konstan (dengan tekanan kwas yang sama). Jika warna pertama selesai, biarkan
beberapa menit untuk mengeringkan cat. Kemudian lakukan kembali pengecatan
dengan warna kedua dan seterusnya hingga selesai. Harus diingat Gradasi warna
khas Cirebonan akan tampil indah jika tidak saling bercampur, artinya garis
warna tegas, sama tebal dan sesuai urutan warna.
4.
Mewarnai Ragam Hias.
Mewarnai Ragam Hias biasanya setelah selesai mewarnai objek
utama, hal ini agar dapat memberikan nuasa warna yang mempunyai image 3
dimensi. Teknik seperti ini penekanannya pada pemilihan warna yang lebih tua
dan tegas untuk ragam hias bagian depan objek. Sementara ragam hias bagian
belakang objek, lebih ditekankan pada warna-warna bias, yang memberikan kesan
jauh sehingga image 3 dimensi dapat terpenuhi. Ornamen Mega Mendung harus
diletakan dibagian atas, yang dimaksudkan untuk memberikan kesan langit dan
awan. Dan Ornamen Wadasan diletakan dibagian bawah atau dasar yang memberikan
kesan tanah atau bebatuan. Singkatnya Objek Wayang akan dikelilingi ragam hias
bagian bawah, atas , depan,belakang , kiri dan kanan, sesuai dengan aturan
teknik melukis kaca Cirebonan umumnya.
5.
Membuat Latar Bagian Belakang Gambar
(Background).
Latar Bagian Belakang (Background) diperuntukan untuk mengisi
kekosongan bagian belakang untuk mendapatkan gambar yang terkesan penuh,
Biasanya menggunakan 2 (dua) cara, pertama dilakukan pada media kaca yang sama
dan kedua dilakukan pada media tripleks penutup. Cara yang kedua itulah yang
memberikan kesan 3 Dimensi, karena ada jarak diantara kaca dan tripleks penutup.
Umumnnya gambar yang dibuat sebagai background berupa polesan semprotan phyloc
beragam warna dan tipis atau menggunakan bantuan tali rafia yang diususun
berjejer dan disemprot phyloc warna.
6.
Memasang Bingkai.
Memasang Bingkai pada umumnya sama dengan pemasangan bingkai
pada lukisan lainnya. Bingkai akan dipasang ketika Lukisan kaca yang dibuat
sudah cukup kering. Pemberian penutup tripleks yang berisi gambar background
harus diberikan jarak beberapa milimeter dari kaca berisi gambar utama. Bingkai
bagian belakang yang telah tertutup harus diberi lakban agar rapih dan jan gan
lupa gantungan plus talinya di pasangkan.
Demikian secara singkat dan sederhana Teknik Melukis Kaca secara
sederhana , mudah-mudahan bermamfaat bagi anda dan dapat dipraktekan dirumah
anda.
LUKISAN KACA
Lukisan Kaca adalah salah satu kesenian tradisional Cirebon yang mampu bertahan hingga saat ini. Tema dan gaya Lukisan Kaca Cirebon dipengaruhi budaya China, Islam dan cerita wayang.
Konon sejak abad ke 17 Masehi, lukisan kaca telah dikenal di Cirebon bersamaan dengan berkembangnya ajaran Islam di pulau Jawa. Pada masa pemerintahan Panembahan Ratu di Cirebon, lukisan kaca sangat terkenal sebagai media dakwah Islam yang berupa “lukisan kaca kaligrafi” dan berupa “lukisan kaca wayang”.
Pengaruh Islam yang disebarkan oleh para Wali juga ciri khas dari Lukisan Kaca Cirebon. Bahkan setelah pengaruh China, gambar-gambar yang dihasilkan seniman tradisional selalu berhubungan dengan Islam seperti gambar kabah, masjid dan kaligrafi berisi ayat-ayat Alquran dan Hadist. Ciri khas lukisan kaca Cirebon adalah Kaligrafi, Wayang dan Batik Cirebon.
Teknik melukis kaca gaya Cirebon sangat unik, yaitu dengan melukis di kaca bagian belakang. Tahapan maupun teknik melukis dilakukan secara terbalik. Obyek yang terdapat di bagian depan dibuat terlebih dahulu. Begitu seterusnya, hingga latar belakang obyek sebagai penutup atau tahap akhir dalam melukis. Teknik ini tentu saja sangat berbeda dengan pelukis non-Cirebon yang melakukannya seperti melukis di atas kanvas, hanya saja medianya diganti dengan kaca. Inilah keunggulan dan daya tarik Lukisan Kaca asal Cirebon. Cat yang digunakan untuk melukis di kaca ini sama seperti cat untuk melukis di media kanvas. Pelukis kaca ini menempatkan semacam kayu panjang di antara lukisannya, untuk menyangga tangannya agar tidak menyentuh lukisan yang baru dipoles. Teknik melukis kaca makin menguat dan menjadi tradisi melukis yang melekat di masyarakat Cirebon.
Pada tahun 1960-an nasib para seniman Lukis Kaca pun mulai merana. Namun, awal 1980-an, kembali Lukisan Kaca menggeliat dan mengalami perkembangan yang bagus. “Sejak itu, sejumlah seniman kaca mulai menyadari bahwa seni tradisional ini perlu dikembangkan dan dilestarikan.”
Langganan:
Postingan (Atom)